Wednesday 18 January 2017

instan

hari demi hari bongkahan nasi terus di hadapi...
menjalani waktu terus berganti...
dalam luasnya perut terisi...
ilmu yang di ilhami...
sangat sulit di jalani...
sebab padi sudah basi...  

para pegawai desa yang di hormati...
mengirim insani ke sekolah tinggi...
demi membangun gedung indah terpenuhi...
namun mimpi itu seakan tak menjadi...
 sebab ilmu tak sampai ke kaki...

perjalanan insani menemui aral tak henti...
bahwa dunia ini untuk dinikmati...
hingga tuntutan terpenuhi..
pincang jalan pun terjadi..
bahwa desa sudah sunyi 

hanya renta yang selalu menyapa...
ternyata...
sang dewasa ada di kota...
mencari nafkah tak seberapa...
mungkin ilmu yang di punya...
tapi nyatanya tidak...

hanya termos di panggulnya...
terisi panas dalamnya..
dengan kopi ekstrak di serencengnya...
dengan harga berapa rupiah...

kalau kaki bisa terus melangkah...
mungkin hitamnya dunia akan indah...
namun pincang sudah terasa lelah...
biarkan mimpi yang indah...
menemani hari yang susah....

depok, 19 januari 2017
saat gundah menunggu waktu indah

No comments:

Post a Comment