aku terlahir hanya dengan tangis
berlari dari sebuah angan manis
mengambang dalam rahim tipis
hingga terjadi kejadian dramatis
tubuhku yang mungil tanpa baju
kau selimuti dengan badan lesu
karena memperjuangkan nasibku
tak mampu aku mengingat akan hal itu
sekarang kau selalu ada disampingku
menasihatiku tanpa mengenal waktu
disaat malam atau siang memburu waktuku
hingga mata terpejam menunggu
seberkas sikapmu ibu
aku hanya termangu
tanpa bisa membalas itu
pengorbanan waktumu
maaf hanya itu terucap manis dari bibir tipis
aku pun ingin membuatmu menangis
tapi bukan karena hal tragis
melainkan sebuah pembuktian magis
menyulapku menjadi seorang optimis
aku sudah menapaki kedewasaan umur
menjadi sebuah magnet mengukur
didalam hati terbaik untuk menghibur
mengajakmu menjadi bagian membusur
hingga mencapai sebuah sumur
tak ada ucap terindah melainkan kata
kata terbaik dalam kalbu indah merona
membikin jiwa meronta untuk berada
selalu memberikan terima kasih dalam setia
jasamu adalah baktiku pada bangsa
terima kasih kucup lagi demi rasa bangga
Muhammad Fahmi
Bogor, 10 juni 2012